Tawakkal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-Nya.
Seorang muslim hendaknya hanya bertawakal kepada Allah SWT.
وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُۥ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
"Dan milik Allah meliputi rahasia langit dan Bumi dan kepada-Nya segala urusan dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan Tuhanmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan."
Tawakkal adalah buah dari keimanan. Semakin kuat imannya semakin bagus tawakkalnya.
ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا إِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِينَ
"..Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman."
اللَّهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
"(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah."
Kesalahpahaman dalam memahami Tawakkal.
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُوْ حِمَاصًا وَ تَرُوْحُ بِطَانًا
"Jika saja kamu sekalian bertawakal kepada Allah dengan sepenuh hati niscaya Allah akan memberikan rizki untukmu sekalian, sebagaimana Ia memberikannya kepada burung; burung itu pergi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang"(HR.Tirmidzi dan Ibnu Maajah)
Orang itu mengatakan bahwa ia bertawakal pada Dzat yang memberikan rizki kepada burung itu.
Kemudian Imam Ahmad Bin Hanbal menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menyebutkan bahwa burung itu pergi dalam keadaan lapar, perginya burung itu adalah dalam rangka ikhtiar mencari rizki, maka saat pulang ia sudah kenyang. Seandainya burung itu tidak kemana-mana maka ia akan mati kelaparan.
إِعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ
_Ikat dan tawakkallah!” (HR. Tirmidzi , Ibnu Khuzaimah dan Thabraani)
Menurut ajaran Islam, Tawakkal harus disertai ikhtiar. Rasulullah SAW dan para Sahabat terdahulu mencontohkan bahwa mereka adalah pekerja keras di semua bidang kehidupan, pertanian, perdagangan, keilmuan dan sebagainya dengan tetap berserah diri dan bergantung hanya kepada Allah SWT.
Bahkan ketika shalat saat perang, Allah SWT memerintahkan untuk shalat dengan tetap menyandang senjata.
وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلٰوةَ فَلْتَقُمْ طَآئِفَةٌ مِّنْهُمْ مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُوٓا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَآئِكُمْ وَلْتَأْتِ طَآئِفَةٌ أُخْرٰى لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ ۗ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَّيْلَةً وٰحِدَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِّنْ مَّطَرٍ أَوْ كُنْتُمْ مَّرْضٰىٓ أَنْ تَضَعُوٓا أَسْلِحَتَكُمْ ۖ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْكٰفِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا
"Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan sholat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat) besertamu dan menyandang senjata mereka, kemudian apabila mereka (yang sholat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat) maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum sholat, lalu mereka sholat denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir ingin agar kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sekaligus. Dan tidak mengapa kamu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat suatu kesusahan karena hujan atau karena kamu sakit, dan bersiap siagalah kamu. Sungguh, Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu."
Rasulullah SAW juga memerintahkan untuk secara preventif menghindari bahaya :
إِذَا سَمِعْتُمُ اطَّاعُوْنَ بِأَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوْهَا وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ فِيْهَا فَلَا تَخْرُجُوْا مِنْهَا
Apabila kamu mendengar ada wabah penyakit di suatu daerah, maka janganlah kamu memasuki daerah itu. Dan apabila wabah itu sedang berjangkit di daerah di mana kamu berada, maka janganlah kamu keluar dari daerah itu.
Jangan bertawakkal kepada ikhtiar.
Meskipun ikhtiar itu diperintahkan untuk dilakukan tetapi jangan sampai kita justru bertawakal kepada ikhtiar karena Allah penentu segala sesuatu.
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِى مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُّدْبِرِينَ
"Sungguh, Allah telah menolong kamu (mukminin) di banyak medan perang, dan (ingatlah) Perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu, tetapi (jumlah yang banyak itu) sama sekali tidak berguna bagimu, dan Bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang."
Hikmah Tawakkal
ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَىاللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥ
"Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
__Disampaikan dalam Pengajian Ahad Pagi PCM Kutoarjo - PCM Bayan oleh Fachruddin, S, Ag. Sumber : Kuliah Akhlak, Prof.Dr.H.Yunahar Ilyas Lc.MA, Penerbit, LPPI, 2015.
KOMENTARI TULISAN INI